Saturday, December 13, 2008

KEMIRI SUNAN (ALEURITES TRISPERMA BLANCO)

Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terus menerus dilanda bencana yang apabila dicermati bencana tersebut bersumber dari masalahan lingkungan dan penanganan yg salah. Banjir, gelombang pasang, longsor dan kekeringan sudah menjadi tradisi bencana tahunan yang tidak pernah selesai bahkan tiap tahun makin bertambah buruk . Bencana-bencana itu merupakan akibat dari Pemanasan Global. Pemanasan global yang meresahkan negara-negara diseluruh dunia antara lain disebabkan oleh kelebihan karbondioksida (CO2) di udara yang merupakan sisa-sisa pembakaran,dan itu merupakan dampak dari hilangnya sebagian besar hutan dunia yang pohon2nya menyerap karbondioksida tersebut, sehingga suhu meningkat dan gunung es mencair. Kita sadar pentingnya keberadaan pohon dan hutan untuk mengatasi bahaya dari dampak pemanasan global, dan untuk mengantisipasi hal tersebut upaya pelestarian hutan dan penanaman pohon sebanyak-banyaknya dan mengembalikan hutan mangrove harus merupakan aksi konkret dari agenda kegiatan lingkungan hidup.

Dijelaskan dalam Canopy.org (2006), setiap pohon yang tertanam mempunyai kontribusi yang sangat besar bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Satu pohon yang besar mampu menghasilkan persediaan oksigen (O2) untuk 4 orang per hari. Jumlah pohon yang tertanam dalam area 4.000 m2 mampu menyerap karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh kendaraan yang berjalan sejauh 26,000 mil, mampu memindahkan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (N0) (dua komponen utama dari hujan asam dan polusi ozon), Selain itu pohon dapat menurunkan debu dan asap rokok hingga 75% pada area yang dinaungi pohon, mengurangi panas dan temperatur di wilayah perkotaan sebanyak 90C dimana penguapan dari satu pohon dapat menghasilkan efek pendinginan yang senilai dengan sepuluh alat pendingin yang beroperasi 20 jam sehari.

Penelitian juga menunjukkan bahwa tanaman yang tumbuh di perkotaan berpengaruh pada kemampuan memperlambat denyut jantung, mengurangi tekanan darah tinggi, membuat rasa relax pada pikiran, mengurangi 40% polusi suara oleh kebisingan yang dapat mempengaruhi hipertensi, peningkatan kolesterol, sifat cepat marah dan perilaku agresif serta warna hijaunya membuat tenang dan membantu pemulihan mata secara cepat dari ketegangan.

Sejak tahun 2003, upaya rehabilitasi lahan kritis di indonesia hanya mampu menjangkau 600.000-an hektar. Sementara saat ini lahan kritis di Indonesia mencapai 59,2 juta hektar (Kompas, 14 Juli 2007).

Selain masalah bencana, Indonesia dihadapkan pada masalah cadangan minyak bumi andalan export kita yang kian menipis dan makin tingginya kebutuhan pemenuhan BBM dalam negeri yang harus diimpor dan hal itu kini menjadikan Indonesia sebagai net importer. Konsumsi BBM oleh masyarakat secara nasional masih sangat dominan (63%), tingginya ketergantungan masyarakat terhadap BBM impor tersebut menimbulkan beban anggaran yang memberatkan negara, karena biaya subsidi harus terus diberikan untuk mempertahankan harga jual yang terjangkau oleh konsumen, namun akibatnya menimbulkan problem psikologis, yaitu restriksi dari publik manakala fasilitas subsidi dicabut.

Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa menggali sumber-sumber energi nabati yang terbarukan. Di negara beriklim tropis ini kita punya beberapa jenis tanaman yang memenuhi kriteria sumber energi terbarukan tersebut. Mengingat kita punya dua masalah diatas, maka harus ada pilihan yang mampu mengatasi kedua masalah tersebut, yaitu mengatasi lahan kritis sekaligus menghijaukan kembali serta dapat menghasilkan energi terbarukan. Pemilihan jenis tanaman tersebut merupakan titik temu antara kedua kepentingan tersebut. Selama ini penyelesaian yang dilakukan masih bersifat parsial, misalkan dengan kelapa sawit atau jarak pagar untuk pemenuhan energi nabati, namun kurang sesuai untuk penghutanan kembali. Demikian juga dengan solusi rehabilitasi lahan kritis, misalnya dengan jati, mahoni atau akasia yang justru memancing untuk ditebang lagi karena kayunya akan dicuri.

Solusinya adalah dengan menanam pohon yang dapat dijadikan tanaman KONSERVASI dan dapat menghasilkan ENERGI ALTERNATIF.

No comments:

Post a Comment